For faster navigation, this Iframe is preloading the Wikiwand page for Rāhula.

Rāhula

Sang Tetua

Rāhula
Rahula - Proyek Seni Google
GelarPatriark Dharma (Buddhisme Asia Timur)
Nama lain1. bahasa Pali: Rāhula-bhadda, har. 'Rāhula si Beruntung', bahasa Sanskerta: Rāhula-bhadra;
2. Romaji: chōshi; arti harfiah: "Anak Sulung"
Informasi pribadi
Lahir
Meninggal
Sumber-sumber berbeda
AgamaBuddhisme
Orang tuaPangeran Siddhārtha (ayah), Princess Yaśodharā (ibu)
Dikenal sebagai1. bahasa Pali: sikkhākāmanaṃ, har. 'Hasrat untuk belajar';
2. Pinyin: mixing diyi; harfiah: 'Praktek dengan tekun'
Kedudukan senior
GuruGautama Buddha, Śariputra Tua
PendahuluĀryadeva
PenerusSanghānandi
Inisiasi7–15 tahun dalam pelayanan Buddha
Taman Nigrodha
oleh Śāriputra

Rahula (lahir sekitar 534 SM) adalah anak semata wayang dari Pangeran Siddharta Gautama yang kelak menjadi Buddha. Ibunya adalah Putri Yasodhara. Terdapat beberapa catatan sejarah mengenai dirinya di dalam kitab Tipitaka berbahasa Pali.

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Anak yang dilahirkan oleh Putri Yasodhara diberi nama Rahula oleh Pangeran Siddhartha. Rahula berarti "belenggu" atau "ikatan", sedangkan beberapa ahli mengatakan rāhu bukan berarti belenggu. Menurut sumber lain, yang ditemukan dalam Mūlasarvāstivāda vinaya, putranya dinamakan Rahula karena sesuai dengan gerhana bulan yang terjadi, yang dipercayai disebabkan oleh ular Rahu.[1]

Rahula dibesarkan oleh ibu dan kakeknya, Raja Suddhodana. Ketika dia berusia tujuh tahun, Rahula meminta warisan dari ayahnya ketika Buddha kembali mengunjungi Kerajaan Kapilavastu. Pada hari ketujuh dari kepulangan Buddha Gautama, Yasodhara membawa Rahula untuk melihat ayahnya, yang kini telah menjadi seorang Buddha. Dia mengatakan pada Rahula karena ayahnya telah melepaskan kehidupan istana dan bahwa dialah penerus kerajaan itu nantinya, dia harus meminta warisan mahkota dari ayahnya demi masa depannya.

Setelah makan siang, Rahula mengikuti Buddha dan berkata "Berikan padaku warisanku." Tidak seorang pun mencoba untuk menghentikannya. Buddha pun tidak mencegahnya untuk mengikuti dirinya. Rahula kemudian melihat ayahnya dan berkata, "Yang Mulia, bahkan bayang-bayangmu menyenangkan bagiku."

Setelah tiba di Taman Nigrodha, tempat Buddha tinggal untuk sementara waktu, Buddha berpikir: "Dia menginginkan warisan ayahnya, tetapi warisan itu penuh masalah. Aku akan berikan manfaat dari pencerahan spiritualku dan membuatnya sebagai pemilik warisan agung."

Buddha memanggil Yang Mulia Sariputta dan memintanya menahbiskan Rahula kecil yang kemudian dikenal sebagai Samanera pertama di dunia. Samanera berarti calon biksu.

Raja Suddhodana yang mengetahui perihal cucunya telah ditahbiskan menjadi seorang samanera kemudian meminta kepada Buddha agar hanya menahbiskan mereka yang masih di bawah umur dengan persetujuan orang tua atau walinya. Buddha menyetujui hal ini. Peraturan ini pun kemudian ditetapkan termasuk perihal meminta izin dari pasangan sebelum seorang pria maupun wanita ditahbiskan menjadi seorang biksu dan biksuni.[2]

Segera setelah penahbisannya, Buddha mengajarkan Rahula tentang arti pentingnya mengatakan kebenaran. Khotbah ini dikenal dengan nama Rahulavada Sutta.[3] Buddha menempatkan kebenaran sebagai yang tertinggi di antara nilai-nilai kebajikan lainnya. Para pencari kebenaran, tidak seharusnya melanggar aturan moral (sila) Kebenaran.

Rahula kemudian menjadi salah satu arahat berkat petunjuk-petunjuk Buddha. Rahula meninggal sebelum Buddha, Sariputta dan Moggallana.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Raniero Gnoli (ed.) The Gilgit Manuscript of the Samghabhedavastu. Rome: Instituto Italiano per il Medio ed Estremo Oriente, 1977. 1:119.
  2. ^ "Wall paintings ·· coming home, see section Buddha's son". buddhamind.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-02. Diakses tanggal 10 December 2010. 
  3. ^ Ambalatthika-rahulovada Sutta

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • The Buddha and His Teaching, Nārada, Buddhist Missionary Society, Kuala Lumpur, Malaysia, 1988, ISBN 967-9920-44-5

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Instruksi Buddha kepada Rahula

[sunting | sunting sumber]

Riwayat hidup

[sunting | sunting sumber]

Theragatha

[sunting | sunting sumber]
{{bottomLinkPreText}} {{bottomLinkText}}
Rāhula
Listen to this article

This browser is not supported by Wikiwand :(
Wikiwand requires a browser with modern capabilities in order to provide you with the best reading experience.
Please download and use one of the following browsers:

This article was just edited, click to reload
This article has been deleted on Wikipedia (Why?)

Back to homepage

Please click Add in the dialog above
Please click Allow in the top-left corner,
then click Install Now in the dialog
Please click Open in the download dialog,
then click Install
Please click the "Downloads" icon in the Safari toolbar, open the first download in the list,
then click Install
{{::$root.activation.text}}

Install Wikiwand

Install on Chrome Install on Firefox
Don't forget to rate us

Tell your friends about Wikiwand!

Gmail Facebook Twitter Link

Enjoying Wikiwand?

Tell your friends and spread the love:
Share on Gmail Share on Facebook Share on Twitter Share on Buffer

Our magic isn't perfect

You can help our automatic cover photo selection by reporting an unsuitable photo.

This photo is visually disturbing This photo is not a good choice

Thank you for helping!


Your input will affect cover photo selection, along with input from other users.

X

Get ready for Wikiwand 2.0 🎉! the new version arrives on September 1st! Don't want to wait?