For faster navigation, this Iframe is preloading the Wikiwand page for Kriopreservasi embrio.

Kriopreservasi embrio

embrio manusia berumur 9 minggu.

kriopreservasi embrio adalah suatu proses penghentian untuk sementara kegiatan hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel, dimana proses hidup dapat berlanjut setelah pembekuan dihentikan.[1]

Secara umum terdapat dua metode pembekuan yang telah dikembangkan, yaitu metode kriopreservasi konvensional dan metode vitrifikasi.[2]

Metode konvensional

[sunting | sunting sumber]

Metode konvensional sangat menekankan pada pembekuan lambat, sehingga berpeluang besar terbentuk kristal es.[2] Metode ini memerlukan alat pembekuan terprogram untuk mengatur proses dehidrasi sel dan kecepatan pembekuan.[2]

Metode vitrifikasi

[sunting | sunting sumber]

Metode vitrifikasi, pembekuan embrio dilakukan secara cepat pada temperatur -196 derajat Celcius dengan menggunakan krioprotektan konsentrasi tinggi sehingga dapat menghindari terbentuknya kristal es yang dapat merusak membran sel saat pembekuan.[3] Pembekuan embrio dengan metode ini dapat dilakukan dengan lebih murah (tidak diperlukan peralatan yang mahal), prosedur yang mudah, dan cepat.[4]

Krioprotektan

[sunting | sunting sumber]

Krioprotektan adalah zat kimia non elektrolit yang berfungsi mereduksi pengaruh letal proses pemaparan pembekuan sel, yang berupa efek larutan maupun pembentukan kristal es ekstra atau intraselular sehingga dapat menjaga viabilitas sel setelah pembekuan.[2]

Pembekuan embrio mamalia

[sunting | sunting sumber]

Pembekuan embrio mamalia pertama kali dilaporkan oleh Witting (1971) yang melakukan pembekuan terhadap embrio mencit.[5] Mencit putih (Mus musculus albinus) merupakan salah satu hewan percobaan yang banyak digunakan sebagai model bagi penelitian mamalia lainnya.[butuh rujukan] Hewan ini memiliki beberapa keistimewaan antara lain, umur relatif pendek, daya reproduksi dan angka kelahiran tinggi, interval antar generasi relatif pendek, memiliki siklus estrus yang pendek dengan karakteristik setiap fase siklus yang jelas.[6]

Hal penting terkait keberhasilan pembekuan embrio

[sunting | sunting sumber]

Keberhasilan pembekuan embrio tergantung dari jenis embrio melalui upaya manipulasi media (krioprotektan), percepatan derajat pendinginan, pengaturan suhu selama pemaparan, pendinginan, penyimpanan, dan pencairan.[7] Dalam penyedian krioprotektan yang harus diperhatikan adalah faktor konsentrasi.[7]

Pengembangan kembali embrio yang telah dibekukan

[sunting | sunting sumber]

Embrio yang telah dibekukan dapat ditumbuh kembangkan kembali secara in vitro melalui metode kultur atau secara in vivo melalui metode transfer embrio [8]

Media Kultur In vitro

[sunting | sunting sumber]

Media kultur In vitro merupakan media tumbuh yang dibuat untuk mendapatkan lingkungan yang menyerupai lingkungan alami di dalam saluran reproduksi.[8] Untuk menciptakan kondisi yang mirip dengan lingkungan saluran reproduksi, embrio dikultur dalam inkubator CO2 5% pada suhu 37 derajat Celcius. Inkubator dengan CO2 5% digunakan untuk menjaga pH media kultur.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Boediono A. 1995. Use of the recent animal reproduction biotechnology for improvement of animal production and quality. Inovasi, 6:26-23.
  2. ^ a b c d Supriatna I, Pasaribu FH. 1992. In vitro fertilisasi, transfer embrio dan pembekuan embrio. Bogor: Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB
  3. ^ (Inggris)Arav A, Shebu D, Mattioli M. 1993. Osmotic and cytotoxic study of vitrification of immature bovine oocytes.J Reprod Fertil, 99:353-358
  4. ^ Vatja G. 1997. Vitrification of bovine oocytes and embryos.Embryo Transfer Newsletter, 15:12-18
  5. ^ (Inggris)Whittingham DG. 1971. Survival of mouse embryos after freezing and thawing. Nature (London) 233: 125-126
  6. ^ Smith B, Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, pembiakan dan penggunaan hewan percobaan di daerah tropis. Hlmn 3. ISBN 0-86403-280-3. Jakarta: UI Press
  7. ^ a b (Inggris)Takagi M, Otoi T, Boediono A, Auzuki T. 1994. Viability of frozen-thawed bovine IVM/IVF embryos in relation to aging using various cryoprotectans. Theriogenology 41:915-921
  8. ^ a b c Lisanti E. 1998. Suplementasi piruvat dan laktat dalam medium kultur modifikasi M-16 guna meningkatkan perkembangan embrio mencit (Mus musculus albinus) in vitro [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
{{bottomLinkPreText}} {{bottomLinkText}}
Kriopreservasi embrio
Listen to this article

This browser is not supported by Wikiwand :(
Wikiwand requires a browser with modern capabilities in order to provide you with the best reading experience.
Please download and use one of the following browsers:

This article was just edited, click to reload
This article has been deleted on Wikipedia (Why?)

Back to homepage

Please click Add in the dialog above
Please click Allow in the top-left corner,
then click Install Now in the dialog
Please click Open in the download dialog,
then click Install
Please click the "Downloads" icon in the Safari toolbar, open the first download in the list,
then click Install
{{::$root.activation.text}}

Install Wikiwand

Install on Chrome Install on Firefox
Don't forget to rate us

Tell your friends about Wikiwand!

Gmail Facebook Twitter Link

Enjoying Wikiwand?

Tell your friends and spread the love:
Share on Gmail Share on Facebook Share on Twitter Share on Buffer

Our magic isn't perfect

You can help our automatic cover photo selection by reporting an unsuitable photo.

This photo is visually disturbing This photo is not a good choice

Thank you for helping!


Your input will affect cover photo selection, along with input from other users.

X

Get ready for Wikiwand 2.0 🎉! the new version arrives on September 1st! Don't want to wait?