For faster navigation, this Iframe is preloading the Wikiwand page for Keruntuhan peradaban.

Keruntuhan peradaban

Perang Mesir Kuno-Bangsa Laut, digambarkan dalam Hieroglif Mesir
Keruntuhan Zaman Perunggu Akhir (1200–1100 SM) di daerah Laut Tengah, ditandai dengan perang-perang terhadap Bangsa Laut, seperti yang digambarkan pada Hieroglif Mesir.

Keruntuhan peradaban (juga dikenal sebagai keruntuhan masyarakat) adalah jatuhnya tatanan atau peradaban suatu masyarakat yang yang ditandai dengan hilangnya identitas budaya dan kompleksitas sosial-ekonomi, jatuhnya pemerintahan, dan naiknya gejala kekerasan dan kriminalitas.[1] Kemungkinan penyebab keruntuhan masyarakat termasuk bencana alam, perang, sampar, kelaparan, penurunan jumlah penduduk, dan perpindahan penduduk secara besar-besaran. Tatanan masyarakat yang runtuh kembali ke keadaan yang lebih primitif (Zaman Kegelapan), terasimilasi ke dalam bangsa penakluk, atau hilang sama sekali.

Hampir semua peradaban telah mengalami nasib keruntuhan masyarakat, terlepas dari ukuran atau kompleksitasnya, tetapi beberapa di antaranya kemudian lahir kembali tetapi sangat berbeda dengan sebelumnya, seperti Tiongkok, India, Mesir, dan Yunani. Namun, sedangkan yang lain tidak pernah pulih, seperti Kekaisaran Romawi Barat dan Timur, peradaban Maya, serta peradaban Aztek.[1] Keruntuhan peradaban umumnya terjadi sangat cepat[1] tetapi jarang muncul secara tiba-tiba.[2] Namun, beberapa kasus tidak melibatkan keruntuhan tetapi hanya memudar secara bertahap, seperti Imperium Britania sejak 1918.[3]

Antropolog, sejarawan (kuantitatif), dan sosiolog telah mengajukan berbagai penjelasan untuk runtuhnya peradaban yang melibatkan faktor-faktor penyebab seperti perubahan lingkungan, kelangkaan sumber daya alam, kompleksitas yang tidak berkelanjutan, penaklukan, penyakit, perenggangan interaksi sosial, meningkatnya ketimpangan sosial, penurunan sekuler kemampuan kognitif, dan hilangnya kreativitas.[1][4][5] Namun, kepunahan suatu budaya secara keseluruhan tidak dapat dihindari, dan dalam beberapa kasus, masyarakat baru yang muncul dari sisa-sisa masyarakat terdahulu ternyata adalah keturunannya, meskipun kecanggihannya berkurang secara dramatis.[4] Selain itu, pengaruh masyarakat yang runtuh, seperti sisa-sisa Kekaisaran Romawi Barat, dapat bertahan lama setelah keruntuhannya.[6]

Penelitian tentang keruntuhan masyarakat, yaitu kolapsologi, adalah salah satu cabang dari ilmu sejarah, linguistik, kepurbakalaan, sosiologi, dan politik. Baru-baru ini, cabang ilmu tersebut mulai populer dari menggabungkan beberapa aspek disiplin ilmiah (kliodinamika).[7][4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Kemp, Luke (February 18, 2019). "Are we on the road to civilisation collapse?". BBC Future. Diakses tanggal September 5, 2020. 
  2. ^ Butzer, Karl W. (March 6, 2012). "Collapse, environment, and society". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 109 (10): 3632–3639. doi:10.1073/pnas.1114845109alt=Dapat diakses gratis. PMC 3309741alt=Dapat diakses gratis. PMID 22371579. 
  3. ^ Nuwer, Rachel (April 18, 2017). "How Western civilisation could collapse". BBC Future. Diakses tanggal September 6, 2020. 
  4. ^ a b c Spinney, Laura (18 February 2020). "Panicking about societal collapse? Plunder the bookshelves". Nature (dalam bahasa Inggris). 578 (7795): 355–357. Bibcode:2020Natur.578..355S. doi:10.1038/d41586-020-00436-3alt=Dapat diakses gratis. 
  5. ^ Dutton, Edward; Woodley of Menie, Michael (2018). "Chapter 11: Did Other Civilizations Show a Rise and Fall in General Intelligence?". At Our Wits' End: Why We're Becoming Less Intelligent and What It Means for the Future. Exeter, United Kingdom: Imprint Academic. ISBN 978-1-84540-985-2. 
  6. ^ Spinney, Laura (January 17, 2018). "End of days: Is Western civilisation on the brink of collapse?". New Scientist. 
  7. ^ Pasha-Robinson, Lucy (7 January 2017). "'Society could end in less than a decade,' predicts academic". The Independent. Diakses tanggal 21 May 2019. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
{{bottomLinkPreText}} {{bottomLinkText}}
Keruntuhan peradaban
Listen to this article

This browser is not supported by Wikiwand :(
Wikiwand requires a browser with modern capabilities in order to provide you with the best reading experience.
Please download and use one of the following browsers:

This article was just edited, click to reload
This article has been deleted on Wikipedia (Why?)

Back to homepage

Please click Add in the dialog above
Please click Allow in the top-left corner,
then click Install Now in the dialog
Please click Open in the download dialog,
then click Install
Please click the "Downloads" icon in the Safari toolbar, open the first download in the list,
then click Install
{{::$root.activation.text}}

Install Wikiwand

Install on Chrome Install on Firefox
Don't forget to rate us

Tell your friends about Wikiwand!

Gmail Facebook Twitter Link

Enjoying Wikiwand?

Tell your friends and spread the love:
Share on Gmail Share on Facebook Share on Twitter Share on Buffer

Our magic isn't perfect

You can help our automatic cover photo selection by reporting an unsuitable photo.

This photo is visually disturbing This photo is not a good choice

Thank you for helping!


Your input will affect cover photo selection, along with input from other users.

X

Get ready for Wikiwand 2.0 🎉! the new version arrives on September 1st! Don't want to wait?